Oleh : Ethenia Novianty W
Dalam menciptakan dan membangun suatu web site, diperlukan suatu perencanaan yang bijak dan detail. Perencanaan itu diperlukan untuk menciptakan web site yang sesuai dengan target market, efektif dan tepat sasaran, sehingga membuat pengunjung web site merasa puas dan bersedia untuk kembali lagi. Menurut Chaffey, et al. (2000), tahapan dalam proses pengembangan web site adalah :
a) Mendaftarkan nama domain dan memilih ISPb) Menganalisa dan mendesain konten
c) Mengembangkan konten
d) Mengetes, mereview, dan merevisi konten
e) Mempublikasi konten
f) Mempromosikan web site
Sebelum mendaftarkan nama domain, perlu diadakan suatu perencanaan akan pengembangan web site. Seringkali terjadi kesalahan dengan membuat suatu web site baru tanpa perencanaan panjang sebelumnya. Perencanaan merupakan hal yang penting, karena desain dari suatu web site seharusnya telah ada sebelum web site diciptakan untuk menciptakan kualitas situs yang baik sehingga tidak perlu lagi memperbaikinya lagi untuk tahap selanjutnya. Jika web site tidak didesain pada awal dengan baik dan hati-hati, besar kemungkinan akan mengeluarkan banyak tenaga dan biaya lagi nantinya sebagai akibat hasil pertama yang tidak sesuai dengan kebutuhan target market.
Sebaliknya, terdapat anggapan bahwa seharusnya tidak banyak waktu yang dihabiskan untuk mendesain dan merencanakan web site karena web site akan secara konstan berubah sesuai dengan kebutuhan konsumen dan perusahaan. Bocij et al. (1999) mengatakan bahwa pengalaman perencanaan sistem informasi untuk pemasaran dan aplikasi lain menunjukkan bahwa suatu pendekatan yang melibatkan terlalu banyak perencanaan awal, analisis, serta desain sebelum tahap pengembangan biasanya tidak berjalan dengan baik. Alasannya adalah kemungkinan terjadi penundaan selama beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun antara waktu pengguna ketika mereka mendiskusikan keinginan mereka dari sistem dan waktu mereka menggunakan software. Melewati masa ini, keinginan pengguna, atau dari bisnis itu sendiri, telah berubah sesuai dengan tekanan dari pasar (Chaffey et al., 2000).
Terdapat suatu pendekatan yang tersedia dan dapat digunakan untuk menghindari adanya permasalahan dalam membangun sistem informasi. Pendekatan itu dinamakan prototyping, yaitu versi awal dari web site yang menggunakan fitur dasar dan struktur dari web site, tetapi tanpa semua konten di dalamnya. Manfaat dari pendekatan ini adalah tim dan staff marketing yang bertugas dapat mereview dan memberikan komentar terhadap situs ini, sehingga dapat dilakukan perubahan kepada situs sesuai dengan komentar yang telah diberikan. Cara seperti ini dapat terjadi berulang-ulang dan dapat diberikan komentar dan perbaikan kembali. Selama masa prototyping, halaman web prototype hanya dapat disaksikan oleh staff perusahaan. Menurut Chaffey, et al . (2000), singkatnya terdapat empat tahap dalam prototyping, yaitu :
1. Analisis, yaitu memahami persyaratan khalayak dari web site dan persyaratan dari bisnis, yang ditentukan oleh strategi bisnis dan marketing.
2. Desain, yaitu menspesifikasi fitur yang berbeda dari situs, yang akan memenuhi keperluan dari pengguna dan usaha yang diidentifikasi selama analisis.
3. Pengembangan, yaitu penciptaan halaman web dan konten dinamis dari web site.
4. Pengecekan dan review, yaitu pengadaan cek secara terstruktur untuk memastikan bahwa seluruh aspek yang berbeda dari web site sesuai dengan persyaratan utama dan bekerja sebagaimana mestinya.
Pada tahap desain, dijelaskan bahwa fitur yang berbeda untuk memenuhi keperluan khalayak dan usaha harus dispesifikasi. Kemudian, harus dipahami bahwa tipe web yang digunakan harus sesuai dengan kepentingan web site bagi perusahaan maupun target khalayak. Pada tahap pengembangan telah disinggung kata ’konten dinamis’. Konten dinamis adalah salah satu dari dua tipe web yang ada, tipe yang satunya lagi adalah web statis. Kapan idealnya tipe statis atau dinamis ini digunakan tergantung dengan keperluan dan rencana dari web site itu sendiri.
Menurut www.info-baru.com, yang dimaksud dengan web statis adalah web yang berisi informasi-informasi yang bersifat statis (tetap), sedangkan web dinamis adalah web yang menampilkan informasi yang berubah-ubah dan dapat saling berinteraksi dengan user. Biasanya untuk web statis yang ditonjolkan adalah sisi tampilan yang banyak mengandung grafis sehinggan untuk merancang web statis tidak diperlukan kemampuan pemrograman yang handal. Yang dibutuhkan hanya kemampuan desain grafis / web dan cita rasa seni belaka. Sedangkan untuk web dinamis yang banyak ditonjolkan adalah pengolahan data sehingga dibutuhkan kemampuan dalam pemrograman web.
Desain web statis paling cocok untuk web site yang tidak memerlukan update dengan frekuensi cukup sering. Desain web statis biasanya merupakan jalan paling efektif secara biaya bagi perusahaan yang hanya memerlukan corporate web site, promosi musiman, landing sites, microsites, dan desain kreatif lainnya. Mengapa perusahaan perlu untuk menggunakan desain web statis? a) situs tidak memerlukan update secara sering; b) konten tidak direncanakan untuk diganti; c) hanya memerlukan sedikit halaman permanen saja mengenai perusahaan dalam situs; d) diperlukan sebuah ’landing page’ yang didesain untuk keperluan tertentu.
Sedangkan dengan web dinamis konten web site dapat dikontrol dan diupdate dengan mudah. Web site dinamis dikembangkan dan dikodekan dalam framework ASP.NET sebagai custom web application atau dalam Flash web design agar dapat disuaikan dengan keperluan yang spesifik. Dengan web dinamis, sumber seperti JavaServer Pages dan servlets dapat diciptakan. Mengapa perusahaan memerlukan desain web dinamis bukan statis? a) situs memerlukan update sering; b) konten direncanakan untuk berganti; c) HTML update manual seperti web statis tidak direncanakan; d) sistem update web page yang bersifat cepat direncanakan; e) adanya berita dan press release yang hendak ditampilkan dengan sering; f) direncanakan untuk menambah jasa atau produk tambahan; g) gambar direncakan akan sering berganti.
Menurut www.info-baru.com, ”Bila Anda hanya memilik desain web yang statis, jangan berharap banyak web Anda bisa berjualan. Meski masih banyak perancang web menawarkan jasa paket web statis, sebaiknya Anda jangan ambil paket tersebut karena itu akan membuat web Anda”hidup segan mati tak mau”dimata search engine besar seperti google dan yahoo. Jangan batasi halaman web dengan hanya memiliki web statis, pilihlah yang dinamis yang sudah pasti jumlah halaman tidak pernah dibatasi. Mengapa kita memerlukan jumlah halaman yang tidak dibatasi? Ya, karena Contents Web adalah raja. Semakin banyak isi dan informasi yang berguna akan semakin baik dalam proses perncarian di Search Engine. “
DAFTAR PUSTAKA
Chaffey, D., Mayer. R., Johnston, K., dan Ellis-Chadwick, F. (2000). Internet Marketing : Strategy, Implementation and Practice, First Published, London : Prentice-Hall, Inc. Bab 8, Hal : 205-246
http://www.help.eclipse.org/help32/index.jsp?topic=/org.eclipse.wst.webtools.doc.user/topics/ccstatic.htmlhttp://www.info-baru.com
http://www.publib.boulder.ibm.com/infocenter/wasinfo/v6r1/index.jsp?topic=/org.eclipse.wst.webtools.doc.user/topics/twcresta.html
http://www.teknicks.com/services/web-design/dynamic
http://www.teknicks.com/services/web-design/static