Dalam strategi pemasaran internet, selain perlu untuk mensinergikan dengan strategi bisnis dan strategi pemasaran secara keseluruhan, perlu juga untuk menganalisa konsumen terlebih dahulu supaya dapat mengerti metode pendekatan konsumen dan pembangunan strategi yang tepat untuk pasar. Karena secara langsung konsumen sangat terkait dengan pasar. Berkaitan dengan konsumen dan pasar, hal pertama yang harus dilakukan sebelum mensegmentasi pasar adalah melalukan positioning terhadap produk. Yang dimaksud dengan product positioning adalah cara bagaimana produk tersebut didefinisikan di benak dan hati konsumen sebagai suatu atribut yang penting. Apa yang dirasakan dan dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk terhadap produk lainnya pasti berbeda.
Marketers dapat memposisikan produknya berdasarkan kualitas, ukuran, warna, metode distribusi, waktu atau momen di mana produk tersebut digunakan, serta harga. Contohnya seperti : Nike yang memposisikan produknya dengan slogan “Just Do it”; M&M’s : “Melts in your mouth, not in your hands” ; Avis : “We try harder”. Beberapa marketers lainnya seperti produsen jam Rolex dan Mercedes-Benz, memposisikan produknya sebagai produk yang eksklusif, dan barang yang berkualitas tinggi.
Baru setelah melakukan product positioning, segmentasi pasar dilakukan. Dalam melakukan segmentasi pasar, dapat berdasar atas beberapa hal, antara lain : segmentasi berdasarkan geografis, demografis, social, psikografis, technografis, behavioral, serta synchografi konsumen.
Berkaitan dengan segmentasi geografis, akan berkaitan dengan aspek lokasi, seperti ukuran suatu negara atau kota , batas daerah, dan apakah daerah tersebut termasuk pedesaan, tepi perkotaan, perkotaan, ataukah pusat perkotaan. Sebagai contoh, di Indonesia, konsumen yang tinggal di pusat perkotaan akan lebih update terhadap perkembangan teknologi, maka untuk memasarkan produk teknologi atau gadget terbaru akan lebih cocok dilakukan di perkotaan. Contoh lainnya adalah untuk memasarkan produk branded eksklusif dengan harga mahal akan jauh lebih cocok untuk warga perkotaan dengan pendapatan yang rata-rata lebih tinggi dari warga pedesaan, yang juga didukung oleh alasan warga perkotaan lebih mementingkan prestise dan juga penampilan. Contoh lain dalam segmentasi geografis yaitu terkait dengan iklim daerah tersebut. Seperti, untuk memasarkan jaket tebal akan cocok untuk dipasarkan di daerah beriklim sejuk seperti misalnya Bandung . Daerah yang sejuk juga cocok menjadi tempat untuk memasarkan pemanas air dan kurang cocok menjadi tempat untuk memasarkan AC. Sebaliknya, daerah beriklim dengan udara yang panas akan sangat cocok menjadi tempat pemasaran AC dan kurang cocok untuk memasarkan jaket tebal, karena kebanyakan orang yang tinggal di daerah panas memakai kaos.
Kemudian, yang dimaksud dengan demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang besar, komposisi, distribusi, dan perubahan penduduk (Donald J.Bogue, 1985). Menurut Hauser dan Duncan, demografi adalah ilmu yang mempelajari jumlah, sebaran territorial, dan komposisi penduduk, serta perubahan penduduk karena natalitas, mortalitas, migrasi, dan mobilitas sosial. Namun menurut Spiller dan Baier, demografik adalah statistic yang terukur dan teridentifikasi yang mendeskripsikanpopulasi ko nsumen. Unit primer dalam observasi demografi adalah individu, sedangkan unit keluarga dan rumah tangga masuk ke dalam perhatian kedua. Variabel umum dalam segmentasi demografis adalah usia, jenis kelamin, level pendidikan, level pendapatan, etnis, status pernikahan, kepercayaan, serta kewarganegaraan. Di Indonesia contohnya adalah, bagi marketers perlu untuk mengetahui range usia, kelas sosial, dan status pernikahan target konsumen saat akan menyusun strategi pemasaran. Misalnya, ketika akan memasarkan detergen, marketers akan membidik target konsumen ibu rumah tangga. Untuk memasarkan restoran berkelas, misalnya, marketers akan membidik target konsumen dengan pendapatan besar.
Kemudian, untuk segmentasi berdasarkan faktor sosial, akan meliputi kebudayaan konsumen, subbudaya, kelas sosial, peer grup, dan referensi individu. Faktor sosial mendemonstrasikan akibat di mana orang lain dalam masyarakat terkait dengan proses decision-making dan aktivitas konsumsi. Dalam sebuah kelompok, peer groups turut berpengaruh dalam melakukan proses reinforcement terhadap konsumen lain. Reinforcement ini terutama memiliki dampak yang besar dan kuat terhadap kebiasaan konsumsi remaja. Misalnya, di Indonesia adalah pengaruh peer group dalam membuat konsumen membeli atau menggunakan suatu barang tertentu seperti gadget atau jasa restoran dan juga salon.
Yang dimaksud dengan psikografi adalah suatu studi tentang gaya hidup, kepercayaan, dan sistem value dari individu. Meskipun pembeli memiliki karakter geografis, demografik, dan sosial yang umum, seringkali mereka memiliki karakter membeli yang berbeda. Segmentasi psikografis membagi konsumen ke dalam grup yang berbeda berdasarkan variabel kepribadian dan gaya hidup.
Yang dimaksud dengan technografi adalah alat ukur pada suatu daerah pemasarn yang berdasar pada perkembangan penggunaan teknologi pada suatu daerah tertentu. Di Indonesia, misalnya adalah pada suatu daerah tertentu operator seluler yang sudah masuk memiliki sinyal yang lemah, maka akan bisa terdapat produsen operator seluler baru yang dapat menjangkau daerah tersebut atau bisa juga operator seluler lama yang akan memperbaiki performanya. Jika marketer tidak mengetahui kondisi technografi di daerah tersebut, maka akan sulit bagi dia untuk melakukan rencana pemasaran strategis maupun pengembangan produknya.
Kemudian, untuk segmentasi synchografi adalah suatu aktivitas mengikuti dan memenuhi kebutuhan konsumen, dalam hal ini adalah aktivitas pemasaran. Misalnya, di Indonesia semakin banyak terjadi polusi udara di mana-mana, maka konsumen akan membutuhkan masker dan juga mobil ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Spiller, L., dan Baier, M. (2009) Contemporary Direct and Interactive Marketing, Second Edition, New Jersey : Prentice-Hall, Inc. Hal : 59-87.
salam blogger...!!
BalasHapussetelah melakukan strategi segmentasi, sunah bagi pemasar untuk melakukan strategi positioning, sebagai contoh studi kasus mercedes benz yang telah berhasil mempositioningkan brandnya sebagai produk mewah. dan kini untuk pasar indonesia mercedes benz mempositioningkan brandnya " Mercedes Benz Sebagai Mobil Mewah Terbaik Indonesia"