Selasa, 27 April 2010

Customer Relationship Management (CRM) : Teknologi Ampuh Menjalin Hubungan dengan Pelanggan

Istilah CRM mungkin terdengar asing di telinga sebagian besar dari kita, tetapi bagi mereka yang sudah akrab dengan dunia pemasaran melalui web dan juga e-commerce, tentunya istilah ini sudah bukan merupakan barang baru lagi. Kemudian, apakah yang dimaksud dengan CRM itu? Menurut http://searchcrm.techtarget.com/definition/CRM, Customer Relationship Management adalah suatu istilah yang berkaitan dengan industri informasi yang mencakup metodologi, software, dan biasanya kemampuan internet yang membantu seorang pengusaha mengatur hubungan dengan customer dengan suatu cara yang teratur. 

Perusahaan yang melakukan CRM dewasa ini sudah sangat banyak. Pada dasarnya, mereka yang tujuan akhirya adalah meningkatkan angka penjualan, terus berupaya untuk mempertahankan pelanggannya agar menjadi loyal customer dan tidak berpindah ke perusahaan lain. Untuk mempertahankan pelanggan, mereka berupaya untuk menjalin dan mempertahankan hubungan yang telah ada dengan semua stakeholder maupun share holdernya secara berkelanjutan. Cara yang dilakukan perusahaan tersebut bervariasi, misalnya seorang pengusaha dapat membuat suatu database tentang konsumen yang berisi tentang data konsumen menurut geografis dan demografis secara detail yang bertujuan agar bagian sales, marketing, dan manajemen perusahaan dapat secara langsung mengakses informasi dalam database tersebut sehingga ke depannya dapat menyesuaikan kebutuhan konsumen dengan produk dan penawaran mendatang, mengingatkan konsumen tentang persyaratan servis, bisa juga untuk mengetahui produk apa saja yang telah dibeli konsumen sehingga dapat mengetahui tipe produk yang paling dicari dan diminati oleh konsumen dan lain sebagainya.

Untuk dapat lebih memahami apa CRM ini, logikanya adalah pada dasarnya, setiap perusahaan memiliki pelanggan, dan setiap perusahaan harus memelihara beberapa informasi dasar tentang pelanggan seperti nama, alamat, pembelian, kontrak, tagihan, dll. Oleh karena itu setiap perusahaan harus memiliki minimal dasar dari teknologi CRM untuk melacak dan melayani para pelanggan. Bahkan bisnis berskala kecil menggunakan Outlook, Quicken atau aplikasi lain untuk tujuan ini. Apabila sebagai seorang pengusaha menggunakan Microsoft Outlook untuk komunikasi sehari-hari, task finder dan memerlukan suatu cara untuk melacak penjualan ke depan dan ingin untuk berbagi data di seluruh kantor perwakilan, kemudian juga untuk meningkatkan pemahaman tentang proses penjualan, untuk memudahkan dalam proses bisnis di daerah target pemasarannya, serta memerlukan sistem pelaporan terpadu dengan beberapa spreadsheet excel, maka pengusaha itu perlu melengkapi usahanya dengan CRM.

Pada dasarnya, CRM mencakup tiga operasi dasar: meletakkan dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan baru, mempertahankan pelanggan lama yang telah merasakan kepuasan, dan meningkatkan hubungan dengan tipe pelanggan semacam itu, sehingga ke depannya bisnis akan lebih menguntungkan. Mencari pelanggan baru merupakan hal yang berbeda dengan mempererat loyalitas pelanggan, karena dalam mempererat loyalitas pelanggan diperlukan antisipasi terhadap setiap pelanggan individu dengan menyediakan kebutuhan mereka pada waktu yang tepat. Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap usaha yang tergantung pada pelanggan tergantung pada keberhasilan manajemen hubungan dengan pelanggan (CRM).

Contoh aplikasi CRM yang sangat memberikan kontribusi positif dalam dunia bisnis adalah seperti Mark & Spencer dan Amazon. Dengan teknologi ini, Mark&Spencer dapat memberi tahu kepada pelanggannya yang menyukai busana-busana karya perancang tertentu ketika ada model baru yang datang dari perancang itu. Amazon juga memanfaatkan teknologi ini, bahkan CRM ini merupakan rahasia terbesar dari kesuksesan Amazon selama ini. Dengan kecerdasan bisnis yang dimiliki oleh CRM, Amazon dapat memberikan layanan pada pelanggan sesuai dengan kepribadian pelanggan. Seakan ketika pelanggan memasuki situs Amazon, pelanggan langsung menemui seorang pelayan pribadi yang hafal diluar kepala nama pelanggan, tanggal ulang tahun pelanggan, pengarang, ataupun jenis buku kesukaan pelanggan. Pelayan tersebut juga mengetahui abstraksi dan peringkat dari semua buku yang dijual di dunia. Bahkan pelayan tersebut dapat memberikan bonus-bonus tergantung seberapa sering pelanggan berbelanja di situs tersebut.

CRM juga dapat meningkatkan keuntungan bagi bisnis dengan mengurangi biaya operasional, yang biasanya pada pusat panggilan atau sistem distribusi, serta meningkatkan customer value melalui suatu konsep pemasaran yang cerdas yang berbasis penggunaan data tentang pelanggan. Menurut O’Brien, CRM menggunakan teknologi informasi untuk menciptakan cross-functional enterprise system yang mengintegrasikan dan mengotomatisasi proses layanan pelanggan dalam bidang penjualan, pemasaran, dan layanan produk/jasa berkaitan dengan bisnis operasional perusahaan. Sistem CRM juga menciptakan IT framework yang menghubungkan semua proses dengan bisnis operasional perusahaan. Selain itu sistem CRM juga meliputi sekumpulan modul software yang membantu aktivitas bisnis perusahaan, seperti proses kantor depan. Singkat kata, software CRM adalah sebuah alat yang memungkinkan perusahaan untuk memberikan layanan yang cepat, prima serta konsisten pada pelanggannya.

Menurut sudut pandang industri, CRM terdiri dari :
• Membantu pengusaha agar marketing department nya dapat mengidentifikasi dan menargetkan konsumen terbaik menurut mereka, mengatur marketing campaign, dan meningkatkan kualitas dari sales team.
• Membantu organisasi untuk meningkatkan telesales, account, dan sales management dengan mengoptimalkan informasi yang didapatkan dari para karyawan, meluruskan proses yang telah berjalan (misalnya, dengan melakukan order menggunakan handphone).
• Memperbolehkan hubungan yang bersifat individual dengan konsumen, dengan tujuan meningkatkan kepuasan konsumen dan memaksimalkan keuntungan; semua itu dilakukan dengan mengidentifikasi konsumen mana yang paling menguntungkan kemudian memberikan mereka pelayanan dengan kualitas terbaik.
• Menyediakan karyawan dengan informasi dan proses yang penting untuk mengetahui konsumen, memahami dan membangun hubungan secara efektif membangun hubungan di antara perusahaan, customer base, dan partner distribusi (http://searchcrm.techtarget.com/definition/CRM).

Customer service dan call center operations dapat menggunakan CRM untuk membantu para staff dengan informasi yang terbaru dan up-to-date dari semua transaksi yang terjadi di bagian ini. Dengan otomatisasi service request management, knowledge bases dan call routing, para staff dapat menjadi lebih produktif dengan memastikan bahwa semua permintaan layanan pelanggan dapat dijawab dan setiap masalah pelanggan dapat diselesaikan dengan baik secara lebih cepat. Karena para staff memperoleh akses langsung atas customer records, maka mereka dapat mengantisipasi setiap peluang / masalah yang ada untuk memperoleh solusi layanan. Sebagai imbalannya, pelanggan akan memperoleh layanan yang prima sehingga meningkatkan customer retention and loyalty (http://www.aspective.com/Solutions/SiebelCRM/Index.aspx).

Dalam risetnya, Freeman & Seddon menyatakan ada keuntungan yang didapat perusahaan dengan penerapan CRM ini. Pertama, perusahaan dapat meningkatkan proses komunikasi dua arah dengan pelanggan sehingga proses transaksi menjadi lebih cepat dan akurat, pengurangan cycle time, dan headcount reduction. Kedua, perusahaan dapat meningkatkan management decisions dan profit. Ketiga, customer service dapat ditingkatkan layanannya. Yang terakhir, perusahaan dapat meningkatkan business growth and support.

Sejak ditemukannya 12 tahun lalu, CRM terbukti telah membantu perusahaan untuk melakukan transaksi lebih cepat, membantu dalam menentukan segmentasi dan mencapai target pelanggannya lebih baik, serta meningkatkan customer satisfaction and loyalty secara dramatis dengan memberikan layanan yang prima.



REFERENSI

Freeman, Phillip & Seddon, Peter, Benefits from CRM-Based Work Systems. (http://csrc.lse.ac.uk/asp/aspecis/20050161.pdf ).
Gunawan, Felix. Mencermati Konsep Business Inteligent di Perusahaan. Jurnal Sosioteknologi Edisi 9 Tahun 5, Desember 2006.
O’Brien, James A., 2002, “Customer Relationship Management”, Management Information Systems: Managing Information Technology in the E-Business Enterprise (5th ed.), McGraw-Hill Higher Education, pp.128-131.
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/mar/article/viewArticle/17003
http://sbinfocanada.about.com/cs/marketing/g/crm.htm
http:// searchcrm.techtarget.com/definition/CRM
http://www.marksandspencer.com/

Kamis, 15 April 2010

Segmentasi Pasar : Analisa Konsumen Indonesia


Dalam strategi pemasaran internet, selain perlu untuk mensinergikan dengan strategi bisnis dan strategi pemasaran secara keseluruhan, perlu juga untuk menganalisa konsumen terlebih dahulu supaya dapat mengerti metode pendekatan konsumen dan pembangunan strategi yang tepat untuk pasar. Karena secara langsung konsumen sangat terkait dengan pasar. Berkaitan dengan konsumen dan pasar, hal pertama yang harus dilakukan sebelum mensegmentasi pasar adalah melalukan positioning terhadap produk. Yang dimaksud dengan product positioning adalah cara bagaimana produk tersebut didefinisikan di benak dan hati konsumen sebagai suatu atribut yang penting. Apa yang dirasakan dan dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk terhadap produk lainnya pasti berbeda.
Marketers dapat memposisikan produknya berdasarkan kualitas, ukuran, warna, metode distribusi, waktu atau momen di mana produk tersebut digunakan, serta harga. Contohnya seperti : Nike yang memposisikan produknya dengan slogan “Just Do it”; M&M’s : “Melts in your mouth, not in your hands” ; Avis : “We try harder”. Beberapa marketers lainnya seperti produsen jam Rolex dan Mercedes-Benz, memposisikan produknya sebagai produk yang eksklusif, dan barang yang berkualitas tinggi.
Baru setelah melakukan product positioning, segmentasi pasar dilakukan. Dalam melakukan segmentasi pasar, dapat berdasar atas beberapa hal, antara lain : segmentasi berdasarkan geografis, demografis, social, psikografis, technografis, behavioral, serta synchografi konsumen.
Berkaitan dengan segmentasi geografis, akan berkaitan dengan aspek lokasi, seperti ukuran suatu negara atau kota, batas daerah, dan apakah daerah tersebut termasuk pedesaan, tepi perkotaan, perkotaan, ataukah pusat perkotaan. Sebagai contoh, di Indonesia, konsumen yang tinggal di pusat perkotaan akan lebih update terhadap perkembangan teknologi, maka untuk memasarkan produk teknologi atau gadget terbaru akan lebih cocok dilakukan di perkotaan. Contoh lainnya adalah untuk memasarkan produk branded eksklusif dengan harga mahal akan jauh lebih cocok untuk warga perkotaan dengan pendapatan yang rata-rata lebih tinggi dari warga pedesaan, yang juga didukung oleh alasan warga perkotaan lebih mementingkan prestise dan juga penampilan. Contoh lain dalam segmentasi geografis yaitu terkait dengan iklim daerah tersebut. Seperti, untuk memasarkan jaket tebal akan cocok untuk dipasarkan di daerah beriklim sejuk seperti misalnya Bandung. Daerah yang sejuk juga cocok menjadi tempat untuk memasarkan pemanas air dan kurang cocok menjadi tempat untuk memasarkan AC. Sebaliknya, daerah beriklim dengan udara yang panas akan sangat cocok menjadi tempat pemasaran AC dan kurang cocok untuk memasarkan jaket tebal, karena kebanyakan orang yang tinggal di daerah panas memakai kaos.
Kemudian, yang dimaksud dengan demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang besar, komposisi, distribusi, dan perubahan penduduk (Donald J.Bogue, 1985). Menurut Hauser dan Duncan, demografi adalah ilmu yang mempelajari jumlah, sebaran territorial, dan komposisi penduduk, serta perubahan penduduk karena natalitas, mortalitas, migrasi, dan mobilitas sosial. Namun menurut Spiller dan Baier, demografik adalah statistic yang terukur dan teridentifikasi yang mendeskripsikanpopulasi ko nsumen. Unit primer dalam observasi demografi adalah individu, sedangkan unit keluarga dan rumah tangga masuk ke dalam perhatian kedua. Variabel umum dalam segmentasi demografis adalah usia, jenis kelamin, level pendidikan, level pendapatan, etnis, status pernikahan, kepercayaan, serta kewarganegaraan. Di Indonesia contohnya adalah, bagi marketers perlu untuk mengetahui range usia, kelas sosial, dan status pernikahan target konsumen saat akan menyusun strategi pemasaran. Misalnya, ketika akan memasarkan detergen, marketers akan membidik target konsumen ibu rumah tangga. Untuk memasarkan restoran berkelas, misalnya, marketers akan membidik target konsumen dengan pendapatan besar.
Kemudian, untuk segmentasi berdasarkan faktor sosial, akan meliputi kebudayaan konsumen, subbudaya, kelas sosial, peer grup, dan referensi individu. Faktor sosial mendemonstrasikan akibat di mana orang lain dalam masyarakat terkait dengan proses decision-making dan aktivitas konsumsi. Dalam sebuah kelompok, peer groups turut berpengaruh dalam melakukan proses reinforcement terhadap konsumen lain. Reinforcement ini terutama memiliki dampak yang besar dan kuat terhadap kebiasaan konsumsi remaja. Misalnya, di Indonesia adalah pengaruh peer group dalam membuat konsumen membeli atau menggunakan suatu barang tertentu seperti gadget atau jasa restoran dan juga salon.
Yang dimaksud dengan psikografi adalah suatu studi tentang gaya hidup, kepercayaan, dan sistem value dari individu. Meskipun pembeli memiliki karakter geografis, demografik, dan sosial yang umum, seringkali mereka memiliki karakter membeli yang berbeda. Segmentasi psikografis membagi konsumen ke dalam grup yang berbeda berdasarkan variabel kepribadian dan gaya hidup.
Yang dimaksud dengan technografi adalah alat ukur pada suatu daerah pemasarn yang berdasar pada perkembangan penggunaan teknologi pada suatu daerah tertentu. Di Indonesia, misalnya adalah pada suatu daerah tertentu operator seluler yang sudah masuk memiliki sinyal yang lemah, maka akan bisa terdapat produsen operator seluler baru yang dapat menjangkau daerah tersebut atau bisa juga operator seluler lama yang akan memperbaiki performanya. Jika marketer tidak mengetahui kondisi technografi di daerah tersebut, maka akan sulit bagi dia untuk melakukan rencana pemasaran strategis maupun pengembangan produknya.
Kemudian, untuk segmentasi synchografi adalah suatu aktivitas mengikuti dan memenuhi kebutuhan konsumen, dalam hal ini adalah aktivitas pemasaran. Misalnya, di Indonesia semakin banyak terjadi polusi udara di mana-mana, maka konsumen akan membutuhkan masker dan juga mobil ramah lingkungan.


DAFTAR PUSTAKA


Spiller, L., dan Baier, M. (2009) Contemporary Direct and Interactive Marketing, Second Edition, New Jersey : Prentice-Hall, Inc. Hal : 59-87.

Kamis, 08 April 2010

Web Metrics dan Web Trends sebagai Bagian dari Pengukuran Efektivitas Web Site


Dalam pemeliharaan web site, efektivitas dari aktivitas pemasaran web site itu sendiri perlu diukur. Pengukuran keefektifan web site dapat dilihat salah satunya dengan web metrics. Kata ‘metrics’ dalam web metrics mengacu kepada suatu pengukuran, yang dapat pula diartikan suatu ilmu dalam mengukur web sites. Secara spesifik, pengukuran ini berlaku saat mengukur events dalam web site, dan menciptakan suatu trend. Dalam kasus ini, event adalah klik yang diciptakan manusia.
Menurut www.seokita.com, wilayah dari web metric dan analisis adalah baru dan selalu berkembang. Dibangingkan dengan traditional offline marketing, Internet menyediakan kesempatan yang tidak ada bandingannya untuk mengukur bagaimana pelanggan berinteraksi dengan bisnis. Web metric dan analisis membantu dalam memonitor dan meningkatkan sasaran 1 dan 2. Hal ini dilakukan dengan memberi perhatian lebih pada asal pengunjung tersebut datang, mempelajari kata kunci apa yang digunakan untuk menemukan site kita, melihat bagaimana proses mereka dinavigasi, dan aksi-aksi apa saja yang mereka lakukan sepanjang jalan. Informasi ini menjadi sangat penting dalam pertumbuhan bisnis kita.
Web metrics pertama lebih dikenal sebagai traffic log atau site statistic. Keduanya mengukur hal-hal seperti server hits, unique visitors, repeat visitors, entry pages, exit pages, first page visited, second page visited, and average time spent on a page or the site.
Sekarang software log analysis terbaru dapat menunjukkan lebih banyak business-specific web metrics.
Termasuk didalamnya conversion ratio, browse-to-buy rates dan customer-acquisition cost. Sejalan dengan research dan development area ini berlanjut, kita akan melihat munculnya metric-metric baru, bersamaan dengan tool-tool yang diperbaharui untuk mengukur mereka.
Sekarang ini, dengan tool yang tepat sangat mungkin untuk memonitor tingkah laku pengunjung web seperti bagaimana dan dimana mereka menemukan website kita, pada page yang mana mereka berhenti, dan apakah mereka melakukan aksi yang kita ingikan atau tidak. Untuk informasi seperti ini sangat berharga, untuk menyelaraskannya dengan strategi SEM, pemilihan kata kunci, arsitektur web dan desainnya. Pada dasarnya, kita harus mengetes dan meningkatkan apa yang sedang berjalan, kurangi yang tidk perlu dan temukan pendekatan baru yang dapat bekerja lebih baik. Proses ini akan meningkatkan return on investment (ROI) secara konstan.
Web metrics sebenarnya merupakan bagian dari web analytics yang merupakan pengukuran, pengumpulan, analisis dan proses pelaporan data dari internet untuk memahami dan mengoptimalkan kegunaan dari web. Web analytics tidak hanya sebagai alat untuk mengukur web site traffic, tetapi dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan riset bisnis dan riset pasar. Aplikasi web analytics juga dapat digunakan untuk membantu perusahaan mengukur hasil dari iklan print tradisional. Misalnya saja, membantu untuk mengestimasikan bagaimana perubahan traffic dari suatu web site setelah launching iklan baru dilakukan. Web analytics kemudian akan memberikan data tentang jumlah pengunjung, page views, dll untuk mengukur kepopuleran dari web site yang kemudian akan membantu untuk eksekusi market research.
Menurut Google Analytics, terdapat beberapa definisi dari nama satuan yang biasa digunakan dalam metrics. Nama tersebut biasanya akan keluar dalam Custom Reports, yaitu laporan akan traffic web site tersebut.
Nama Metric
Kategori
Definisi
Bounces








Bounce rate

Clicks


Entrances








Exits








New Visits


Time on Page






Pageviews







Unique Pageviews

Visits with Search

Unique Purchases
Site Usage








Site usage

Site usage


Site Usage








Site Usage








Site Usage


Site Usage






Site Usage







Content


Content


E-Commerce
Mengidentifikasikan jumlah single page yang dikunjungi ke situs kita dalam dimensi yang telah ditentukan. Sebagai contoh, ketika kita mengaplikasikan metric ini ke dalam dimensi Ad campaign, maka akan menunjukkan jumlah single page yang dikunjungi dalam situs kita dari pengguna yang masuk ke dalam situs kita melalui iklan khusus yang sudah terpasang.

Persentase dari single page yang dikunjungi .

Mengidentifikasikan jumlah atau berapa kali seorang pengguna melakukan klik pada iklan kita.

Metric ini mengidentifikasikan jumlah pengguna yang masuk ke dalam situs kita. Jumlahnya akan selalu sama dengan jumlah kunjungan ketika diaplikasikan ke dalam web site secara keseluruhan. Maka dari itu, metric ini paling berfungsi ketika dikombinasikan dengan halaman konten di mana akan mengindikasikan jumlah suatu halaman yang berperan sebagai pintu gerbang ke dalam situs kita.

Metric ini mengidentifikasikan jumlah pengguna yang keluar dari situs kita, seperti halnya entrance, jumlahnya akan selalu sama dengan jumlah kunjungan ketika diaplikasikan ke dalam web site secara keseluruhan. Untuk menentukan jumlah halaman tertentu menjadi halaman terakhir yang dikunjungi oleh visitors, gunakan metric ini dengan dikombinasikan terhadap particular content pages.

Jumlah pengunjung baru yang belum pernah mengunjungi situs ini sebelumnya.

Mengindikasikan berapa lama pengunjung menghabiskan waktu pada halaman tertentu. Didapatkan dengan menjumlahkan initial view time untuk halaman tertentu dengan initial view time halaman berikutnya. Maka, metric ini tidak dapat diaplikasikan pada exit pages pada situs kita.

Mengindikasikan jumlah total halaman yang dilihat pada situs kita ketika diaplikasikan pada dimensi yang telah ditentukan. Sebagai contoh, jika kita memilih metric ini bersama dengan Request Url, maka akan menghasilkan jumlah page views atas hasil yang didapat dari Request Url untuk report kita.

Jumlah unique visitors atas halaman tertentu.


Jumlah total kunjungan di mana situs search internal digunakan.

Total jumlah / berapa kali produk ini terlihat dalam transaksi.


Bagian web analytics yang kedua adalah web trends, yang merupakan perusahaan swasta dengan menyediakan jasa web analytics dan solusi software lainnya yang terkait dengan pemasaran. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1993, dan sampai sekarang telah melayani lebih dari 10.000 perusahaan besar maupun kecil di seluruh dunia.
Sejarah perusahaan ini bermula pada tahun 1993 ketika W. Glen Boyd dan Eli Saphira mendirikannya. Perusahaan ini mulai Go Public pada tahun 1999, dengan keuntungan mencapai $45.5 juta. Pada tahun 2001 NetIQ, suatu perusahaan California membeli WebTrends di pasar saham senilai $1.1 miliar, dan kemudian menjualnya empat tahun kemudian kepada Francisco Partners senilai $94 juta.
Pada bulan Desember 2006, WebTrends bergabung dengan ClickShift, suatu perusahaan solusi optimalisasi dalam dunia periklanan online. Teknologi ClickShift kemudian diintegrasikan dengan WebTrend Marketing Lab Suite, yang mencakup analisis dan pemasaran produk pergudangan. Penawaran ini kemudian diberi brand baru menjadi WebTrends Dynamic Search. Kemudian pada bulan Agustus 2008, produk ini di launching ulang menjadi WebTrends Ad Director.
Sedangkan yang dimaksud dengan WebTrends Ad Director adalah solusi optimisasi automatis dalam manajemen iklan search / pencarian berbayar. Teknologi ini mengevaluasikan kombinasi dari jaringan, keyword, posisi, kreatif, dan landing pages, kemudian mengalokasikan periklanan dalam bentuk dollar ke kombinasi performa terbaik melingkupi major search network, seperti Google, Yahoo, dan MSN.




REFERENSI

http://www.google.com/support/googleanalytics/bin/answer.py?hl=en&answer=99118
http://www.mediacast.sun.com/users/~pstrupp/media/introduction_to_web_metrics.pdf

http://www.opentracker.net/en/articles/web-metrics-site-statistics.jsp

http://www.seokita.com/menggunakan-web-metrics-untuk-meningkatkan-site/

Leggatt, Helen (2008-08-18). "Webtrends' Ad Director to improve search results". BizReport. http://www.bizreport.com/2008/08/webtrends_ad_director_to_improve_search_results.html.
"WebTrends sale not imminent". www.bizjournals.com/portland. 2007-11-01. http://www.bizjournals.com/portland/stories/2007/10/29/daily39.html.

Rabu, 31 Maret 2010

Transaksi E-commerce sebagai Penunjang Dunia Bisnis Internet

Dalam dunia bisnis dan perdagangan, dewasa ini internet menjadi salah satu medium penunjang perkembangan trend marketing. Dalam dunia perdagangan internet ini muncul sebuah istilah, yaitu : e-commerce yang sudah sering kita dengar sebelumnya. Menurut www.digitsmith.com, e-commerce atau electronic commerce adalah seperangkat dari e-business yang di dalamnya terdapat transaksi pembelian, penjualan, pertukaran benda dan jasa melalui jaringan internet di mana transaksi atau istilah penjualan tersebut dijalankan secara elektronis. Menurut businesstown.com, e-commerce adalah buzzword yang muncul di awal dalam revolusi bisnis online. E-commerce lebih dari sekedar slogan, pada intinya e-commerce meliputi suatu konsep untuk melakukan bisnis online.

Electronic commerce adalah pertukaran informasi bisnis tanpa kertas menggunakan Electronic Data Interchange (EDI), e-mail, electronic bulletin boards, fax transmission, dan electronic fund transfer. Semuanya berhubungan dengan internet shopping, transaksi saham dan obligasi online, download dan penjualan ‘soft merchandise’ (software, musik, dokumen, grafis, dll), serta transaksi business-to-business.
Digitsmith.com kemudian juga menambahkan bahwa berseberangan dengan anggapan umum, e-commerce tidak hanya terdapat dalam dunia web. Dalam kenyataannya, e-commerce telah hidup dalam transaksi business to business sebelum Web kembali pada era 70an melalui EDI (Electronic Data Interchange) melalui VANs (Value Added Network). E-commerce dapat dibagi ke dalam empat kategori : B2B, B2C, C2C, dan C2B.

• B2B (Business-to-Business)
Perusahaan melakukan bisnis satu dengan yang lainnya, seperti manufacturers yang menjual ke distributor dan pedagang grosir, dan pedagang grosir yang menjual ke retailers. Pemberian harga berdasarkan kuantitas order dan seringkali dapat dinegosiasikan.
• B2C (Business-to-Consumer)
Bisnis yang pada umumnya menjual kepada publik melalui katalog yang menggunakan software shopping chart di dalamnya.
• C2B (Consumer-to-Business)
Seorang konsumen memasukkan proyeknya dengan budget tertentu secara online kemudian dalam hitungan jam perusahaan memberikan review persyaratan yang diberikan oleh konsumen tersebut dan menawar proyek tersebut. Konsumen kemudian mereview tawaran yang ada dan menentukan perusahaan mana yang akan melengkapi proyek tersebut.
• C2C (Consumer-to-Consumer)

Transaksi antara konsumen ke konsumen online, seperti dalam forum dan lelang. Saat ini telah banyak situs yang menawarkan free classifieds, lelang, dan forum di mana setiap individu dapat membeli dan menjual, seperti dalam sistem pembayaran online yang dijalankan oleh PayPal. E-bay juga merupakan contoh jasa lelang dalam internet yang terkenal di mana transaksi antara person-to-person berlangsung setiap hari sejak tahun 1995.

Dalam e-commerce, perusahaan menggunakan jaringan internalnya untuk menawarkan produk dan jasa mereka secara online—yang tidak harus online melalui web—hal ini terintegrasi dalam B2E (Business-to-Employee) e-commerce. G2G (Government-to-Government), G2E (Government-to-Employee), G2B (Government-to-Business), B2G (Business-to-Government), G2C (Government-to-Citizen), C2G (Citizen-to-Government) adalah bentuk lain dari e-commerce yang melibatkan transaksi dengan pemerintah, dari kewajiban untuk mengisi jumlah pajak hingga registrasi bisnis untuk memperbaharui lisensi.
Konsep dari e-commerce adalah semuanya yang mencakup penggunakan internet untuk melakukan transaksi bisnis lebih cepat dan lebih baik. Hal ini untuk memberikan konsumen akses yang terkontrol untuk sistem komputer dan membiarkan mereka melayani diri mereka sendiri. Seperti memberikan perusahaan kita usaha online yang serius dan mengintegrasikan web site kita dengan jiwa bisnis yang kita miliki.

Setelah mengetahui sejarah dan konsep dari e-commerce, kemudian kita pasti sudah sering mendengar kata internet banking. Beberapa dari kita bahkan mungkin telah sering menggunakannya. Meskipun kita pernah atau sering menggunakannya, kebanyakan dari kita mungkin kurang mengetahui tentang sejarah dari internet banking itu sendiri. Kita sekedar mengetahui internet banking yang merupakan salah satu fitur canggih dari bank tertentu yang memudahkan segala transaksi dengan medium internet. Dengan internet banking kita dapat : mengecek saldo dan history transaksi dengan periode per-tanggal sampai per-tahun, mentrasfer uang dari rekening kita ke rekening lain, membayar segala macam tagihan, mengecek saldo dan posisi dari kartu kredit, aplikasi pinjaman online, berbicara dengan staff secara online, dan masih banyak lagi fitur yang ditawarkan internet banking ini.

www.buzzle.com menerangkan sejarah dari internet banking yang konsepnya berevolusi seiring dengan perkembangan world wide web. Programmers yang bekerja dalam mendata base data perbankan memiliki ide untuk transaksi perbankan online, pada suatu masa dalam era 1980an. Proses kreatif dari pengembangan servis ini mungkin mulai muncul dan juga ’booming’ ketika banyak perusahaan memulai konsep online shopping. Online shopping mempromosikan kegunaan dari kartu kredit melalui internet. Banyak organisasi perbankan telah memulai untuk membuat data ware housing facilities untuk memberikan kenyamanan pada staff mereka yang bekerja. Perkembangan dari database ini secara luas digunakan saat era perkembangan ATM.

Suatu masa dalam era 1980an, organisasi perbankan dan keuangan di Eropa dan Amerika Serikat memulai penelitian dan eksperimen program dengan konsep ’home banking’. Pada awalnya di era 1980an ketika komputer dan internet tidak dikembangkan dengan sangat baik, ’home banking’ diaplikasikan dengan mesin fax dan telephone untuk memfasilitasi konsumen. Dengan adanya perkembangan internet dan fasilitas programming menciptakan kesempatan lebih jauh untuk pengembangan ’home banking’.

Pada tahun 1983, Nottingham Building Society, yang biasa disingkat dengan NBS, meluncurkan jasa internet banking pertama di Inggris. Servis ini membentuk dasar untuk kebanyakan fasilitas internet banking yang kemudian mengikutinya. Fasilitas ini tidak dikembangkan dengan terlalu baik dan membatasi jumlah transaksi dan fungsi yang dapat dilakukan oleh pemegang account. Fasilitas yang diperkenalkan oleh Nottingham Building Society dapat dikatakan diperoleh dari suatu sistem yang dikenal dengan nama Prestel, yang diberdayakan oleh department pos di Inggris.

Di Amerika sendiri, online banking pertama diperkenalkan pada Oktober 1994. Servis ini dikembangkan oleh Stanford Federal Credit Union, yang merupakan institusi finance. Jasa online banking menjadi lebih berlaku dikarenakan sistem yang lebih well-developed. Meskipun terdapat argumen pro dan kontra mengenai internet banking, pada dasarnya internet banking telah menjadi suatu revolusi yang meningkatkan sektor perbankan.
Pada penjelasan e-commerce di awal dan kategori di dalamnya, dalam penjelasan akan C2C (Consumer-to-Consumer) telah sedikit disinggung mengenai Paypal sebagai suatu metode pembayaran yang dilakukan antara individu dengan individu. PayPal Inc, yang merupakan bagian dari situs lelang online, eBay, Inc. Menyediakan penggunanya suatu kemudahan akan pertukaran dana melalui internet, yang merupakan suatu langkah revolusioner dalam perkembangan e-commerce. Dengan memiliki akun PayPal, konsumen dan pebisnis dapat mengirim dan menerima pembayaran melalui suatu mekanisme yang menyerupai e-mail. Pengguna PayPal melakukan pembayaran online yang aman menggunakan kartu kredit atau transfer bank. Pada tahun 2001, PayPal menangani kurang lebih $3,1 milyar pembayaran, dengan volume harian rata-rata sekitar 189.000 pembayaran yang totalnya $9,6 juta. Pada tahun itu, jumlah penggunanya adalah sekitar 10,2 juta akun personal dan 2,6 juta akun bisnis di 39 negara.

www.fundinguniverse.com kemudian menjelaskan bahwa perusahaan yang kemudian dinamakan PayPal ini telah dibentuk oleh dua orang yang bernama Max Levchin, spesialis keamanan online, dan Peter Thiel, seorang manager keuangan. Keduanya bertemu pada tahun 1998. Akhirnya Levchin dan Thiel membentuk suatu perusahaan yang kemudian dinamakan Confinity. Pada Oktober 1999, dengan hanya enam karyawan dan dua komputer, PayPal, suatu servis atau sekedar nama untuk metode pembayaran elektronik di mana uang dapat dikirimkan secara elektronik dengan peralatan genggam, diluncurkan. Saat itu, PayPal hanya dapat merangkul sedikit orang yang tertarik. Keadaaan ini berubah saat Levchin dan Thiel menyadari bahwa tidak ada suatu metode pembayaran elektronik yang dikembangkan untuk memfasilitasi penjualan dan pembelian yang saat itu mulai booming di internet. Menurut Levchin dan Thiel, apa yang kurang dari suatu bisnis elektronik, adalah suatu sistem pembayaran yang dirancang secara spesifik untuk World Wide Web, yang akan membuat seseorang dapat mengirim uang seperti layaknya mengirim e-mail kepada orang lain.

Pada bulan Maret 2000, Confinity dibeli oleh X.com corporation, suatu perusahaan Sillicon Valley yang terlibat dalam proyek online banking, dipimpin oleh Elon Musk. Di bawah Musk, X.com mengambil perusahaan PayPal dan memulai rencana marketing yang agresif termasuk $10 promo untuk pendaftaran akun PayPal baru. Hanya dalam kurun waktu 8 bulan, dari Januari hingga Agustus 2008, jumlah pengguna PayPal meningkat drastis dari 12.000 akun menjadi 2.7 juta akun. PayPal membuat uang dapat ditransfer ke semuanya yang memiliki alamat e-mail, bahkan mereka yang tidak memiliki akun PayPal. Tapi, mereka harus memiliki akun PayPal ketika mereka hendak mengklaim uang mereka. Kenyamanan dan harga yang ditawarkan oleh PayPal, membuatnya dapat merangkul pembeli di eBay. Mereka tidak lagi membutuhkan kartu kredit untuk transaksi online, dan uang servis yang mereka keluarkan tidak berarti apa-apa. Karena PayPal lebih murah dari pengiriman uang melalui pos. Namun, pedagang akan dikenakan biaya sebesar 1,9 persen dari harga yang dijual.

Menurut www.money.howstuffworks.com, pada dasarnya ketiga tipe akun dari PayPal (personal, premier, dan business) menawarkan fitur-fitur yang mencakup : pengiriman uang, permintaan uang, peralatan untuk lelang, pembayaran via website, pasar uang, debit card virtual, akun asuransi, dan customer service melalui e-mail. Dalam tipe akun personal, untuk transaksi tidak dikenakan biaya, kecuali untuk servis tertentu, seperti Currency Exchange. Dalam akun personal juga dibatasi untuk volume limit yang hanya sampai $500 per bulan. Lebih dari itu, maka pengguna harus mengupgradenya ke akun business atau premier atau membatalkan transfernya agar tidak melebihi $500.

Antara akun premier dan bisnis sebenarnya hampir sama, hanya saja akun business harus didaftarkan di bawah nama grup atau perusahaan, sementara akun premier dapat didaftarkan oleh perusahaan, grup, maupun individu. Akun business juga dapat diset untuk pengguna yang lebih dari satu. Akun business dan premier memiliki akses terhadap semua fitur yang dimiliki akun personal, ditambah dengan beberapa kelebihan, seperti : pembayaran kartu kredit unlimited, pilihan penerimaan pembayaran, berlangganan, ATM/ kartu kredit, dan juga pembayaran massal.



REFERENSI


http://www.businesstown.com/internet/ecomm-definition.asp

http://www.buzzle.com/articles/history-of-internet-banking.html

http://www.digitsmith.com/ecommerce-definition.html

http://www.ezinearticles.com/?History-Of-Internet-Banking&id=711533

http://www.fundinguniverse.com/company-histories/PayPal-Inc-Company-History.html

http://www.money.howstuffworks.com/paypal4.htm

Rabu, 17 Maret 2010

Affiliate Program di Internet


Oleh : Ethenia Novianty W

Dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, dunia bisnis, dan marketing, internet sekarang telah menjadi suatu media yang bukan sekedar untuk mengakses informasi, melainkan posisinya telah berubah menjadi sebuah sarana untuk bisnis, melakukan promosi, dan meraup keuntungan. Terdapat beberapa cara untuk melakukan bisnis di internet, bisnis ini tidak hanya sekedar menjual produk seperti layaknya online shopping, tetapi juga mencakup affiliate program atau program afiliasi. Affiliate program adalah suatu program yang dapat mendapatkan penghasilan yang dibuat oleh suatu perusahaan / situs dengan mekanisme yang hampir sama, yaitu melalui adanya iklan berupa banner dan sejenisnya yang dipasang di halaman situs publisher atau anggota dari affiliate program tersebut.

Google Adsense
Salah satu affiliate program yang sangat terkenal dan mendunia dimiliki oleh perusahaan raksasa, Google, Inc. Dengan program adsense nya (www.google.com/adsense), Google mampu menarik jutaan orang untuk bergabung dalam program ini, sebagai publisher (Google Adsense) dan juga sebagai pengiklan (Adwords). Google Adsense terbentuk pada tahun 2003, setelah Google, Inc membeli program ini dari Oingo. Adsense menggunakan teknologi internet search untuk menyajikan iklan yang sesuai dengan konten yang ada pada halaman itu, lokasi geografis, dan faktor-faktor lainnya. Sehingga iklan yang ditampilkan adalah iklan yang relevan dengan web page yang saat itu sedang dibuka. Karena konten yang relevan itulah, maka Adsense menjadi popular.
Banyak web site yang menggunakan adsense untuk membiayai akun situs mereka, dari web site kecil yang tidak memiliki sumber pembiayaan untuk mengembangkan situs mereka dari segi advertising dll, hingga web site terkenal yang juga mendapatkan keuntungan sangat besar dengan memasang Adsense di website mereka, seperti Friendster dan Multiply. Untuk bergabung dengan Adsense tidak dipungut biaya dan  hanya perlu mengisi data-data seperti username dan password pada www.google.com/adsense, menyesuaikan iklan, mendapatkan kode Javascript, dan memasang kode itu pada halaman web site. Adsense memiliki beberapa tipe, yaitu : a) Adsense for feeds, yang menjalankan RSS dan Atom feeds; b) Adsense for mobile content, yang dapat diakses melalui mobile phone dengan format mobile version web sites; c) Adsense for domains, yang pertama kali dikembangkan, mekanismenya seperti dijelaskan di awal bahwa Google menyajikan iklan pada web site dengan isinya yang sesuai dengan konten pada halaman tersebut, kemudian untuk setiap klik pada iklan di halaman oleh Adsense akan menghasilkan sekian dollar; d) Adsense for video, yaitu suatu cara yang membuat publisher dapat memasang iklan berbasis video konten dari advertising network Google.
Kemudian bagaimana cara Google Adsense bekerja? Pertama, mereka yang terdaftar dalam program Google Adsense memasukkan Javascript code yang diberikan oleh Adsense ke dalam web site mereka.  Sebagai informasi, publishers atau web master dapat memfilter atau memilih iklan seperti apa saja yang boleh dimunculkan dalam halaman web mereka. Fitur ini disebut Allowed Sites Feature seperti dijelaskan dalam blog resmi Google Adsense di http://adsense.blogspot.com. Kemudian untuk contextual advertisements, server Google menggunakan semacam tempat untuk menyembunyikan halaman untuk menemukan seperangkat keywords dengan high-value. Jika keywords sebelumnya telah disembunyikan, iklan akan disajikan sesuai dengan keywords tersebut melalui Adwords bidding system. Untuk site-targeted advertisements, pengiklan memilih halaman di mana iklan tersebut akan ditayangkan, dan kemudian ia membayar sesuai dengan cost per mile (CPM), atau harga yang bersedia dibayar oleh pengiklan setiap 1000 iklan yang ditayangkan. Untuk referrals, Google menambahkan uang kepada akun pengiklan ketika pengunjung situs mendownload software yang ditunjuk maupun berlangganan pada servis yang berhubungan atau teracu. Namun, pada bulan Agustus 2008, referral program ini telah berhenti. Sedangkan advertisements berbasis search ditambahkan pada daftar result setelah pengunjung melakukan aktivitas search.
Bagaimana Google memberikan bayaran kepada publisher Google Adsense? Berdasarkan jumlah klik di iklan, jumlah klik pada sponsored atau advertisement page pada Adsense for search, dll, Google akan menghitungnya, kemudian perkembangan berapa banyak dollar yang telah dihasilkan oleh publisher dapat dicek melalui akun Google Adsense milik masing-masing publisher. Ketika jumlahnya telah mencapai $100, maka Google akan mengirimkan cek ke alamat rumah publisher. Cek ini dapat dikirimkan melalui EFT (Electronic Fund Transfer) maupun Western Union tergantung masing-masing negara. Ketika jumlah pendapatan telah mencapai $10, Google akan mengirimkan PIN (Personal Identification Number) ke alamat rumah publishers dengan tujuan untuk verifikasi akun publisher dan juga tujuan security.

Google Adwords

Seperti dijelaskan di awal, jika Google Adsense untuk publisher, maka Google Adwords untuk pengiklan / advertisers. Iklan akan ditampilkan pada halaman publishers yang kontennya sesuai, kemudian pengiklan hanya perlu untuk membayar berdasarkan biaya per klik yang harganya telah ditetapkan AdWords. Pada saat mendaftar Adwords, pengiklan membuat iklannya sekaligus memilih kata kunci, yakni kata atau frasa yang terkait dengan bisnisnya. Selain itu, iklan dari member AdWords akan muncul di Google ketika salah satu kata kunci advertiser diketikkan. Kemudian iklan akan muncul di samping halaman pencarian.
Iklan pada Adwords dapat diedit, selain itu advertisers dapat memilih format iklan yang sesuai serta menargetkan iklan ke bahasa dan lokasi geografis tertentu. Format atau komponen dalam iklan tersebut antara lain adalah : headline, lines of text, display URL, dan destination URL (http://adwords.google.com). Selain itu, tidak ada persyaratan belanja minimum atau komitmen waktu. Advertisers hanya akan ditagih ketika pengunjung mengklik iklan, bukan ketika setiap kali iklan muncul. Kecanggihan lain dari Google AdWords ini adalah karena kemampuannya dalam penargetan lokal dan regional. Iklan dapat diatur dan ditetapkan sedemikian rupa sehingga nampak hanya bagi pengunjung yang melakukan penelusuran pada kawasan tertentu, misalnya, 40 kilometer di depan pintu rumah advertisers.
Laporan mengenai performance iklan AdWords dapat dipantau melalui Summary Graphs pada Campaigns tab. Kesuksesan iklan dalam AdWords juga dapat diukur berdasarkan Ad Performance yang salah satunya melalui Ad Performance Report dan juga Keyword Performance yang di antaranya adalah clickthrough rate (CTR) dan Quality Score.

Affiliate Program Lain

Selain Google Adsense dan AdWords, terdapat juga affiliate program lain di internet, seperti : AdBrite yang didirikan pada tahun 2003. Program ini hampir sama seperti Google Adsense dan AdWords yang menyediakan program untuk advertisers dan publishers, tetapi yang sedikit membedakan adalah pada AdBrite terdapat semacam mekanisme online auction (lelang online) antara advertisers dan publishers, jadi akan terjadi semacam proser tawar-menawar antara advertisers dengan publishers. Dalam tawar-menawar itu juga akan ada yang dapat mendapatkan premium ad space tergantung dari berapa banyak ia mampu menawar dan budget untuk campaign yang bersedia untuk dia keluarkan. Kemudian, contoh lain dari affiliate program adalah Amazon associates. Program ini menampilkan iklan berupa produk yang ada di Amazon ke dalam suatu halaman web site. Amazon associates terdiri dari Links & Banners, Widgets, aStore, endless.com. dan Product Advertising API.
Chitika.com juga merupakan salah satu program affiliate. Sayangnya, program ini baru sangat terkenal dan bekerja dengan baik di US dan Canada. Chitika memiliki sistem berbeda dalam menampilkan iklan. Ia memiliki suatu mekanisme yang disebut opt-out dan opt-in dengan new click prediction technology sehingga mereka sewaktu-waktu akan menampilkan iklan dan sewaktu-waktu juga dapat tidak menampilkannya. Seperti pada program affiliate lainnya, dalam Chitika ukuran dan bentuk ad unit dapat dimodifikasi dan pilihannya cukup banyak hingga 24 ukuran yang tersedia. Satu hal lain yang menarik dari Chitika adalah Chitika Image Ads dengan brand advertisers berkelas dan CPMs atau Pay Per Impression yang tinggi.
Program affiliate lain dengan mekanisme pay per click, misalnya : atomicseek.com, casalemedia.com, doubleclick.com, fastclick.com, tribalfusion.com, dan valueclick.com.


DAFTAR PUSTAKA


http://www.adbrite.com
http://www.adsense.blogspot.com
http://www.chitika.com
http: //www.google.com/adsense
https://affiliate-program.amazon.com/gp/associates/
https://www.google.com/accounts/ServiceLogin?service=adwords&cd=null&hl=in-US&ltmpl=adwords&passive=true&ifr=false&alwf=true&continue=https%3A%2F%2Fadwords.google.com%2Fselect%2Fgaiaauth%3Fapt%3DNone%26ugl%3Dtrue&sourceid=AWO&subid=id-et-ads

Senin, 15 Maret 2010

Web 1.0 vs Web 2.0

Oleh : Ethenia Novianty W

Menurut Carlos Ruiz (2008), istilah atau label web 2.0 dipopulerkan pertama kali oleh Darcy DiNucci pada bulan Juli 1999. Namun, konsep akan web 2.0 ini muncul karena adanya konferensi di mana terdapat sesi brainstorming antara O’Reilly dan MediaLive International yang kemudian melahirkan konferensi Web 2.0. Sebelumnya web site yang ada masih menggunakan web 1.0 yang berorientasi pada pembuat web site, sementara saat ini dengan adanya web 2.0 yang berorientasi pada pengguna atau pengakses web site, membuat adanya perubahan yang sangat berarti pada perkembangan dan perubahan dalam mengakses informasi maupun menjalankan bisnis. Dengan perkembangan era web 2.0 ini, decision maker di bidang teknologi – termasuk kalangan eksekutif, pembuat kebijakan strategi produk, pengusaha, dan para pemimpin perlu untuk bertindak sebelum pasar terbentuk menjadi suatu keseimbangan yang baru. Kemudian, apakah yang membuat adanya perubahan ini? Terdapat beberapa pemicu yang dilihat dari aspek geografis dan teknologi, yaitu:
·        Satu milyar orang di seluruh dunia sekarang telah memiliki akses terhadap internet.
·        Penggunaan telephone genggam melebihi jumlah penggunaan computer.
·        Hampir 50 persen dari keseluruhan akses internet di US sekarang melalui koneksi broadband. (Musser and O’Really, 2006).
Seperti dijelaskan sebelumnya, pada dasarnya perbedaan antara web 1.0 dan web 2.0 adalah jika web 1.0 terfokus pada pembuat web site dan web site itu sendiri, dengan pemilik web site membuat web statis, kemudian pengunjung web site mengakses situs tersebut dan antara pengunjung dan pemilik web site dapat melakukan interaksi melalui e-mail maupun formulir ’Contact us”. Sementara pada web 2.0 terfokus pada pengguna web site di mana pengguna dapat melakukan interaksi dan banyak hal lainnya pada situs dengan memiliki blog, mengupload foto dan video, memberikan komentar, mengakses berita, membentuk lingkaran pertemanan dan grup, serta mempublikasikan event tertentu. Maka, dapat dikatakan bahwa web 2.0 adalah suatu revolusi dari internet dengan menggunakan metode canggih yang dapat menghubungkan pengguna internet dengan semua hal yang telah disebutkan di atas, di mana pengakses situs tersebut dapat turut memberikan kontribusi terhadap perkembangan situs itu sendiri.



Hal yang ditunjukkan dalam gambar di atas adalah bahwa banyak hal yang berubah semenjak budaya web telah berevolusi. Webmaster dan interaksi pengguna tidak lagi bergantung pada komunikasi langsung seperti pada web 1.0 yang menggunakan formulir ”contact us” atau e-mail yang tercantum pada web site, melainkan melalui suatu sistem interaksi sosial yang melalui RSS feeds dan juga online situs social networking. Gambar di atas memperlihatkan bahwa terdapat online social network yang terhubung dengan situs web 2.0 baik langsung maupun melalui RSS. Munculnya revolusi web 2.0 ini juga turut berkontribusi dalam perkembangan online social network, seperti facebook, twitter, myspace, livejournal, friendster, plurk, dll di mana pengguna internet dapat berhubungan dengan teman dalam online social network tersebut, membuat grup, mengupload foto dan video, memberikan komentar, bahkan dapat mengakses informasi. Sementara yang dimaksud dengan RSS adalah Rich Site Summary yang merupakan format dalam menyampaikan web konten yang secara regular berubah, sehingga banyak situs berita, webloges dan online publisher lain untuk mensindikasikan konten mereka sebagai RSS Feed bagi siapa saja yang ingin untuk tetap update dengan informasi yang mereka inginkan. Beberapa orang menganggap web 2.0 hanya sebuah marketing buzz yang tidak memiliki arti, tetapi beberapa yang lain menerimanya sebagai suatu kebijaksanaan baru yang konvensional. O’Reilly (2005) mengungkapkan beberapa perbedaan antara web 1.0 dengan web 2.0 seperti tabel di bawah :
Web 1.0
Web 2.0
Double Click
Ofoto
Akamai
Mp3.com
Britannica Online
Personal websites
Evite
Domain name speculation
Page views
Screen scraping
Publishing
Content management
systems
Directories (taxonomi)
stickiness
Google Adsense
Flickr
BitTorrent
Napster
Wikipedia
Blogging
Upcoming.org and EVDB
Search engine optimization
Cost per click
Web services
Participation
Wikis

Tagging (“folksonomy”)
syndication


Ditambahkan bahwa jika Netscape merupakan standard bearer dari web 1.0, maka Google adalah standard bearer yang paling mewakili dari Web 2.0. Dalam era internet saat ini, pengguna internet lebih memikirkan akan servis dan fasilitas yang diberikan, bukan packaging dari software, dan mereka mengharapkan servis yang diberikan akan selalu seperti itu bahkan selalu mengalami perbaikan kualitas. O’Really dan Musser (2006) menjelaskan bahwa untuk kepentingan perkembangan organisasi, perubahan ini berdampak pada keseluruhan perkembangan software dan juga proses penyampaian. Kesuksesan saat ini bergantung pada adopsi dari model pengembangan versi beta yang kekal di mana software secara kontinyu ditingkatkan, pengguna juga menjadi co-developers, dan operasi, yaitu perawatan harian dan pemberian servis online menjadi kompetensi utama. Itulah yang disebut Web Development 2.0.
O’Really dan Musser kemudian juga menjelaskan keuntungan dengan adanya web 2.0, yaitu :
·        Waktu yang lebih cepat untuk pasar
·        Pengurangan resiko
·        Hubungan yang lebih dekat dengan customer
·        Data real-time untuk membuat keputusan yang dapat dihitung
·        Keresponsifan yang meningkat.



REFERENSI

Hamid, Saad. (2007). Web 1.0 vs Web 2.0, the Difference. http://www.sizlopedia.com/2007/08/18/web-10-vs-web-20-the-visual-difference/

http://www.slideshare.net/jcolman/web-10-vs-web-20-its-all-about-you

http://www.whatisrss.com/

Musser, John., Tim O’Really. (2006). Web 2.0 Principles and Best Practices. O’Reilly Radar

O’Reilly, Tim. (2005). What is Web 2.0 : Design Patterns and Business Models for the Next Generation of Software. http://oreilly.com/web2/archive/what-is-web-20.htmlhttp://oreilly.com/web2/archive/what-is-web-20.html

Ruiz, Carloz. (2008). History of the Web 2.0.  http://www.cole20.com/who-coined-web-20-darcy-dinucci/

Rabu, 03 Maret 2010

Perencanaan Web Site : Web Statis dan Dinamis


Oleh : Ethenia Novianty W

Dalam menciptakan dan membangun suatu web site, diperlukan suatu perencanaan yang bijak dan detail. Perencanaan itu diperlukan untuk menciptakan web site yang sesuai dengan target market, efektif dan tepat sasaran, sehingga membuat pengunjung web site merasa puas dan bersedia untuk kembali lagi. Menurut Chaffey, et al. (2000), tahapan dalam proses pengembangan web site adalah :
a) Mendaftarkan nama domain dan memilih ISP
b) Menganalisa dan mendesain konten
c) Mengembangkan konten
d) Mengetes, mereview, dan merevisi konten
e) Mempublikasi konten
f) Mempromosikan web site


Sebelum mendaftarkan nama domain, perlu diadakan suatu perencanaan akan pengembangan web site. Seringkali terjadi kesalahan dengan membuat suatu web site baru tanpa perencanaan panjang sebelumnya. Perencanaan merupakan hal yang penting, karena desain dari suatu web site seharusnya telah ada sebelum web site diciptakan untuk menciptakan kualitas situs yang baik sehingga tidak perlu lagi memperbaikinya lagi untuk tahap selanjutnya. Jika web site tidak didesain pada awal dengan baik dan hati-hati, besar kemungkinan akan mengeluarkan banyak tenaga dan biaya lagi nantinya sebagai akibat hasil pertama yang tidak sesuai dengan kebutuhan target market.
Sebaliknya, terdapat anggapan bahwa seharusnya tidak banyak waktu yang dihabiskan untuk mendesain dan merencanakan web site karena web site akan secara konstan berubah sesuai dengan kebutuhan konsumen dan perusahaan. Bocij et al. (1999) mengatakan bahwa pengalaman perencanaan sistem informasi untuk pemasaran dan aplikasi lain menunjukkan bahwa suatu pendekatan yang melibatkan terlalu banyak perencanaan awal, analisis, serta desain sebelum tahap pengembangan biasanya tidak berjalan dengan baik. Alasannya adalah kemungkinan terjadi penundaan selama beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun antara waktu pengguna ketika mereka mendiskusikan keinginan mereka dari sistem dan waktu mereka menggunakan software. Melewati masa ini, keinginan pengguna, atau dari bisnis itu sendiri, telah berubah sesuai dengan tekanan dari pasar (Chaffey et al., 2000).
Terdapat suatu pendekatan yang tersedia dan dapat digunakan untuk menghindari adanya permasalahan dalam membangun sistem informasi. Pendekatan itu dinamakan prototyping, yaitu versi awal dari web site yang menggunakan fitur dasar dan struktur dari web site, tetapi tanpa semua konten di dalamnya. Manfaat dari pendekatan ini adalah tim dan staff marketing yang bertugas dapat mereview dan memberikan komentar terhadap situs ini, sehingga dapat dilakukan perubahan kepada situs sesuai dengan komentar yang telah diberikan. Cara seperti ini dapat terjadi berulang-ulang dan dapat diberikan komentar dan perbaikan kembali. Selama masa prototyping, halaman web prototype hanya dapat disaksikan oleh staff perusahaan. Menurut Chaffey, et al . (2000), singkatnya terdapat empat tahap dalam prototyping, yaitu :
1. Analisis, yaitu memahami persyaratan khalayak dari web site dan persyaratan dari bisnis, yang ditentukan oleh strategi bisnis dan marketing.
2. Desain, yaitu menspesifikasi fitur yang berbeda dari situs, yang akan memenuhi keperluan dari pengguna dan usaha yang diidentifikasi selama analisis.
3. Pengembangan, yaitu penciptaan halaman web dan konten dinamis dari web site.
4. Pengecekan dan review, yaitu pengadaan cek secara terstruktur untuk memastikan bahwa seluruh aspek yang berbeda dari web site sesuai dengan persyaratan utama dan bekerja sebagaimana mestinya.
Pada tahap desain, dijelaskan bahwa fitur yang berbeda untuk memenuhi keperluan khalayak dan usaha harus dispesifikasi. Kemudian, harus dipahami bahwa tipe web yang digunakan harus sesuai dengan kepentingan web site bagi perusahaan maupun target khalayak. Pada tahap pengembangan telah disinggung kata ’konten dinamis’. Konten dinamis adalah salah satu dari dua tipe web yang ada, tipe yang satunya lagi adalah web statis. Kapan idealnya tipe statis atau dinamis ini digunakan tergantung dengan keperluan dan rencana dari web site itu sendiri.
Menurut www.info-baru.com, yang dimaksud dengan web statis adalah web yang berisi informasi-informasi yang bersifat statis (tetap), sedangkan web dinamis adalah web yang menampilkan informasi yang berubah-ubah dan dapat saling berinteraksi dengan user. Biasanya untuk web statis yang ditonjolkan adalah sisi tampilan yang banyak mengandung grafis sehinggan untuk merancang web statis tidak diperlukan kemampuan pemrograman yang handal. Yang dibutuhkan hanya kemampuan desain grafis / web dan cita rasa seni belaka. Sedangkan untuk web dinamis yang banyak ditonjolkan adalah pengolahan data sehingga dibutuhkan kemampuan dalam pemrograman web.
Desain web statis paling cocok untuk web site yang tidak memerlukan update dengan frekuensi cukup sering. Desain web statis biasanya merupakan jalan paling efektif secara biaya bagi perusahaan yang hanya memerlukan corporate web site, promosi musiman, landing sites, microsites, dan desain kreatif lainnya. Mengapa perusahaan perlu untuk menggunakan desain web statis? a) situs tidak memerlukan update secara sering; b) konten tidak direncanakan untuk diganti; c) hanya memerlukan sedikit halaman permanen saja mengenai perusahaan dalam situs; d) diperlukan sebuah ’landing page’ yang didesain untuk keperluan tertentu.
Sedangkan dengan web dinamis konten web site dapat dikontrol dan diupdate dengan mudah. Web site dinamis dikembangkan dan dikodekan dalam framework ASP.NET sebagai custom web application atau dalam Flash web design agar dapat disuaikan dengan keperluan yang spesifik. Dengan web dinamis, sumber seperti JavaServer Pages dan servlets dapat diciptakan. Mengapa perusahaan memerlukan desain web dinamis bukan statis? a) situs memerlukan update sering; b) konten direncanakan untuk berganti; c) HTML update manual seperti web statis tidak direncanakan; d) sistem update web page yang bersifat cepat direncanakan; e) adanya berita dan press release yang hendak ditampilkan dengan sering; f) direncanakan untuk menambah jasa atau produk tambahan; g) gambar direncakan akan sering berganti.
Menurut www.info-baru.com, ”Bila Anda hanya memilik desain web yang statis, jangan berharap banyak web Anda bisa berjualan. Meski masih banyak perancang web menawarkan jasa paket web statis, sebaiknya Anda jangan ambil paket tersebut karena itu akan membuat web Anda”hidup segan mati tak mau”dimata search engine besar seperti google dan yahoo. Jangan batasi halaman web dengan hanya memiliki web statis, pilihlah yang dinamis yang sudah pasti jumlah halaman tidak pernah dibatasi. Mengapa kita memerlukan jumlah halaman yang tidak dibatasi? Ya, karena Contents Web adalah raja. Semakin banyak isi dan informasi yang berguna akan semakin baik dalam proses perncarian di Search Engine. “




DAFTAR PUSTAKA


Chaffey, D., Mayer. R., Johnston, K., dan Ellis-Chadwick, F. (2000). Internet Marketing : Strategy, Implementation and Practice, First Published, London : Prentice-Hall, Inc. Bab 8, Hal : 205-246
 http://www.help.eclipse.org/help32/index.jsp?topic=/org.eclipse.wst.webtools.doc.user/topics/ccstatic.html
http://www.info-baru.com
http://www.publib.boulder.ibm.com/infocenter/wasinfo/v6r1/index.jsp?topic=/org.eclipse.wst.webtools.doc.user/topics/twcresta.html
http://www.teknicks.com/services/web-design/dynamic
http://www.teknicks.com/services/web-design/static